Haji Furoda adalah Haji Undangan Pemerintah Arab Saudi, Apa Bedanya?
Kompas.com - 04/07/2022, 13:02 WIB
KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) menuturkan, sebanyak 46 calon haji furoda dari Indonesia dipulangkan karena menggunakan visa tidak resmi.
Lantas, apa itu Haji Furoda?
Haji Furoda
adalah program haji dengan menggunakan Visa Haji Furoda resmi dari pemerintah Arab Saudi.
Program Haji Furoda merupakan undangan resmi dari pemerintah Arab Saudi, sehingga tidak menggunakan kuota yang diberikan kepada negara.
Di Indonesia, sebenarnya terdapat tiga macam program resmi pemberangkatan ibadah haji. Ketiganya, yakni Haji Reguler, Haji Khusus atau ONH Plus, dan Haji Furoda atau Haji Mujamalah.
Apa perbedaan Haji Furoda, Haji Plus, dan Haji Reguler?
Haji Furoda adalah program haji tanpa antre,
dengan menggunakan Visa Haji Furoda atau Visa Haji Mujamalah (undangan) yang resmi dari pemerintah Arab Saudi. Haji Furoda tidak menggunakan kuota haji pemerintah, sehingga biasa disebut sebagai haji non-kuota. Haji Furoda sendiri dilaksanakan secara mandiri oleh asosiasi travel yang bekerja sama dengan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Haji jalur Furoda adalah resmi atau legal dalam perspektif aturan imigrasi pemerintah Arab Saudi. Asalkan, calon jemaah haji mendapatkan visa dan izin dari pihak Kerajaan Arab Saudi.
Visa Haji Furoda ada dua, yakni visa yang diberikan kepada calon jemaah secara umum untuk seluruh negara dan visa khusus tamu istimewa Kerajaan Arab Saudi.
Biaya Haji Furoda jauh lebih mahal dibanding Haji Plus dan Haji Reguler, berkisar antara Rp 250 juta sampai Rp 300 juta per orang, sesuai fasilitas yang diberikan
Bismillah.
kepada calon jamaah haji
disampaikan bahwa saat ini haji reguler masa tunggunya antara 20 sampai degan 30 tahun. sangat lama sekali.
kalau ingin cepat berangkat ada 2 alternatif, yaitu :
1.haji Plus quota depag dengan masa tunggu antara 5 sampai dengan 7 tahun
2.haji berangkat langusung yaitu haji furodha dan haji multepel visa
Haji furudha memang mahal tapi anda dapat berangkat langsung tanpa antri.
kalau sudah siap finansial dan fisik untuk apa menunggu lama.langsung saja daftar haji furodha.
demi masa dan usia.
salam,
M Hirawan
Khazzanah Bandung
Travel Haji Khusus & Furoda resmi, berangkat tepat waktu, terpercaya dan terdaftar Kemenag. Travel Haji Khusus & Furoda Alhijaz, Pasti Jadwalnya, Pasti Terbangnya, Pasti berangkatnya
Mengenal Syarat dan Ciri-ciri Haji Mabrur
Menjadi haji mabrur merupakan harapan bagi umat muslim ketika menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Haji mabrur memiliki sejumlah keutamaan yang sangat baik untuk umat muslim. Itulah mengapa Anda perlu mengetahui apa saja syarat dan ciri-ciri haji mabrur sesuai dengan ketentuan dalam syariat Islam.
Seperti yang diketahui, hukum ibadah haji adalah wajib ketika seorang muslim sudah memenuhi sejumlah syarat dan rukun ibadah haji, termasuk mampu melaksanakannya, baik itu mampu secara finansial maupun mampu secara fisik. Haji yang mabrur dapat tercapai ketika seorang muslim terdorong untuk berangkat ibadah haji dan memenuhi semua syarat dan rukun yang ditentukan.
Menurut bahasa, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah SWT. Sementara itu, menurut istilah syar’i, haji mabrur bisa terwujud bila umat muslim melaksanakan ibadah ini sesuai dengan petunjuk dari Allah SWT dan Muhammad SAW, tentunya dengan memerhatikan syarat, rukun, niat, dan hal-hal wajib lainnya yang harus dipenuhi selama ibadah berlangsung.
Dalam hal ini, umat muslim yang beribadah haji harus menghindari segala larangan dalam ibadah haji agar mencapai kemabruran tersebut. Lantas, apa sebenarnya makna dari haji mabrur? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Haji Mabrur
Dalam bahasa, al mabrur berasal dari kata al birru. Al birru artinya kebaikan atau kebajikan. Dengan begitu, al hajjul mabruru adalah haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan. Kata ‘mabrur’ juga dijelaskan dalam kamus Al Munawwir Arab-Indonesia yang bermakna ibadah haji yang diterima pahalanya oleh Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pendapat beberapa ulama mengenai haji mabrur.
Dalam syarah Muslim, Imam Nawawi menjelaskan bahwa haji mabrur tidak tercampuri oleh kemaksiatan atau dosa karena imbalannya adalah surga Allah.
Oleh karena itu, makna haji mabrur sering diartikan sebagai haji yang tidak dikotori oleh dosa dan tanpa ada unsur kesombongan di dalamnya. Makna haji mabrur juga dapat mengacu pada kondisi tanpa dosa yang diambil dari kata ‘al-birr’, yang artinya kebaikan atau ketaatan.
Sejalan dengan makna tersebut, kitab Syarhus Suyuthi li Sunan an-Nasa karya Jalaluddin As-Suyuthi menyebutkan bahwa bukti seorang muslim telah meraih haji mabrur adalah ketika ia kembali menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Muslim tersebut pun terus berusaha mengurangi perbuatan maksiat sepulangnya dari tanah suci untuk berhaji.
Kepada calon jamaah umrah dan haji di kota bandung, kabupaten bandung, cimahi, bandung barat, cianjur, purwakarta, subang, bogor, ciamis, sumedang dan jawa barat pada umumnya.
Kenapa harus haji?
Kepada calon jamaah umrah dan haji di kota bandung, kabupaten bandung, cimahi, bandung barat, cianjur, purwakarta, subang, bogor, ciamis, sumedang dan jawa barat pada umumnya.
Kenapa harus Umrah ?
Dari Abdullah, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ikutkanlah umroh kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR An Nasai, Tirmidzi, Ahmad).
Hubungi
https://khazzzanah-bandung.my.id
https://pusatumrahmurah.com
wa/me/6281910533100
11 Tata Cara Umrah Sesuai Sunnah
1. Persiapan Sebelum Ihram
Jika seorang hendak melaksanakan umrah, dianjurkan mempersiapkan diri sebelum berihram. Perisapan yang dimaksud adalah sebagaimana seorang yang mandi junub, memakai wangi-wangian terbaik khusus bagi laki-laki, dan memakai pakaian ihram.
Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihram yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita memakai pakaian yang telah disyariatkan yang menutupi seluruh tubuhnya.
2. Berihram
Tata cara selanjutnya adalah berihram dari miqat untuk umrah dengan mengucapkan,
لَبَّيْكَ عُمْرَةً
Artinya: "Aku penuhi panggilanMu untuk menunaikan ibadah umrah,"
Atau berniat ihram dilakukan dengan membaca niat dalam hati maupun lisan dengan melafalkan bacaan berikut,
نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بعُمْرَة
Bacaan latin: Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma 'umratan.
Artinya: "Aku niat umrah dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku penuhi panggilanMu ya Allah untuk berumrah."
3. Kalimat Persyaratan
Bila khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau penghalang lain maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat ihram di atas dengan membaca,
Artinya: "Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku,"
Dengan mengucapkan persyaratan ini, bila seseorang terhalang menyempurnakan manasiknya maka diperbolehkan bertahallul dan tidak wajib membayar dam.
4. Kalimat Talbiah
Selanjutnya, jemaah dapat memperbanyak kalimat talbiah sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi wanita hingga melihat Kakbah saat hendak memulai Tawaf. Berikut bacaan yang dimaksud,
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ
Bacaan latin: Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak.
Artinya: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,"
5. Masuk Masjidil Haram
Sebelum masuk ke kota Makkah, bila memungkinkan jemaah dianjurkan untuk mandi. Kemudian, masuk ke Masjidil Haram dengan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid.
أَعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Bacaan latin: A'ûdzu billâhil 'azhîm wa biwajhihil karîm wa sulthânihil qadîm minas syaithânir rajîm. Bismillâhi wal hamdulillâh. Allâhumma shalli wa sallim 'alâ sayyidinâ muhammadin wa 'alâ âli sayyidinâ muhammadin. Allâhummaghfirlî dzunûbî waftahlî abwâba rahmatik.
Artinya, "Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Besar, kepada Dzat-Nya Yang Maha Mulia, dan kepada kerajaan-Nya Yang Sedia dari setan yang terlontar. Dengan nama Allah dan segala puji bagi Allah. Hai Tuhanku, berilah shalawat dan sejahtera atas Sayyidina Muhammad dan atas keluarga Sayyidina Muhammad. Hai Tuhanku, ampuni untukku segala dosaku. Buka lah bagiku segala pintu rahmat-Mu."
6. Menuju Hajar Aswad
Tata cara umrah sesuai sunnah selanjutnya adalah menuju ke Hajar Aswad lalu menghadapnya sambil mengucapkan kalimat takbir. Jemaah juga bisa mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya.
Namun, jika tidak memungkinkan, jemaah umrah cukup memberi isyarat kepada Hajar Aswad dengan tangan kanan tetapi tidak disertai mencium tangan yang memberi isyarat.
7. Tawaf 7 Kali Putaran
Tawaf dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Saat tawaf, tidak ada bacaan tertentu tiap putarannya namun jemaah dapat membaca Al-Qur'an, doa, atau zikir yang dikehendakinya.
Setelah Tawaf, jemaah laki-laki dapat menutup kedua pundaknya dan berjalan menuju Maqam Ibrahim sambil membaca surah Al Baqarah ayat 125.
Sesampainya di sana, jemaah disunnahkan mengerjakan sholat sunnah tawaf 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Lalu, disunnahkan pula meminum air zamzam dan menyiram kepala dengannya.
8. Kembali ke Hajar Aswad
9. Menuju Bukit Safa
Jemaah menuju Bukit Safa untuk melaksanakan sa'i umrah. Setelah mendekati Safa disunnahkan membaca surah Al Baqarah ayat 158.
Ketika naik di Bukit Safa dan menghadap ke arah Kakbah hingga melihatnya, jemaah juga disunnahkan membaca doa tiga kali kalimat takbir. Lalu membaca doa berikut:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Artinya: "Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian,"
10. Menuju ke Marwah
Tata cara selanjutnya, jemaah turun dari Safa lalu berjalan menuju Bukit Marwah. Disunnahkan berlari-lari kecil di antara dua tanda lampu hijau di Mas'a atau tempat sa'i bagi laki-laki yang setelahnya dapat berjalan biasa saat menuju Marwah dan menaikinya.
Tiba di Marwah, jemaah dapat mengulangi lagi apa-apa yang dikerjakan saat di Safa. Kemudian, jemaah turun dari Marwah dan naik lagi ke Safa. Hal ini terus dilakukan sebanyak tujuh kali putaran dengan berakhir di Marwah.
11. Tahallul
Usai sa'i, jemaah umrah dapat bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul yang lebih utama. Bagi wanita, cukup dengan memotong rambut sepanjang satu ruas jari. Pada tahapan inilah berakhir rangkaian tata cara umrah yang dikerjakan.